Latest News

Friday, June 9, 2017

Potret Pilu Suku Aborigin Diculik untuk Kebun Binatang Manusia


Foto-foto dan video dokumentar suku Aborigin yang dipamerkan dikebun Binatang Manusia membuat warga berang.

Sejarah - Saat bangsa Eropa melakukan perjalanan keliling dunia mencari tanah harapan dan tanah jajahan baru,waktu itulah penderitaan kaum pribumi dimulai,wilayah-wilayah yang telah dihuni oleh penduduk asli sekian lama,dicaplok sebagai tempat tinggal baru bangsa kulit putih.

Tak jauh berbeda dengan nasib malang suku Indian yang tinggal di Amerika Serikat,suku Aborigin pun mengalami penderitaan yang sama kala kulit putih mendarat di tanah Australia.Mereka di tindas,dilecehkan,dan yang lebih buruk,diculik di bawa ke Eropa dan di pamerkan di Kebun Binatang Manusia.

Pada akhir abad ke 19 hingga pertengahan abad ke 20,puluhan ribu suku Aborigin diangkut dan dipajang ke seluruh ?ropa dan Amerika Utara,Yang menyedihkan ,bertahun-tahun kemudian kisah mereka dihapus dari sejarah.

Bangsa kulit putih seolah mengangap suku Aborigin tidak pernah ada,Mengklaim bahwa mereka pemilik tanah Kangguru itu sebenarnya.

Kisah kelam dan keji Kebun Binatang Manusia itulah yang coba dituang dalam sebuah film oleh Sinematografi asal Australia,Philip Rang.

Meski berkulit putih,ia tidak pernah setuju dengan konsep kebun binatang  manusia yang pernah ada dilakukan oleh moyangnya dahulu,Bagi dia,inilah caranya sebagai bangsa kulit putih bersimpati terhadap tragedi yang menimpa warga pribumi.



''Tak hanya suku-suku Aborigin,suku asli dari seluruh dunia dijajah,diculik dipamerkan dikebun binatang manusia,sirkus,maupun kumpulan manusia aneh,ini menyedihkan,''ujar Philip seperto dikutip dari Dailymail Australia,Senin(30/01/2017).

''Dengan berpartisipasi dalam film dokumentar ini,ini salah satu cara terbaik bagi sinematografi seperti saya untuk bersimpati,''tambah dia.

Sebelum film dokumentar itu ditayangkan pertama kali pada bulan Juni,masyarakat dapat meliha foto-foto kuno yang membuktikan kebun binatang manusia pernah ada,salah satu galeri di Noth Queenslan menampilkan foto nenek moyang mereka yang dipamerkan di kebun binatang.

''Melihat foto-foto itu,aku bisa melihat sakit dan penderitaan di wajah mereka,mereka diperlakukan harga diri sebagai manusia,mereka diperlakukan sebagai hewan,''ujar tetua Palm Island.


Ditulis oleh Aldi ? Lintasmetro.com

No comments:

Post a Comment