Latest News

Sunday, June 4, 2017

Dari Gang Tato Kami Berjuang...


Suasana belajar  di Gubuk Baca Gang Tato.

Tattoo - Berpegang pada keyakinan bahwa perubahan harus dilakukan sendiri,warga gang tato,RT 004 RW 002,Desa Kemantren,Kecamatan Jabung,Kecamatan Jabung ,berusaha mengubah nasib mereka sendiri,Kampung ini sebelumnya lekat dengan stigma negatif,berusaha dirombak menjadi positif

Buruh tani,pengamen,sopir,dan kuli,membangun gubuk baca,mereka kaum muda gang Tattoo,ingin menggeser ruang yang selama ini digunakan untuk bermabuk-mabukan,Tujuanya satu,ingin memutuskan mata rantai kemiskinan dan stigma negatif yang sudah  mengungkung kampung itu selama empat generasi.

Semangat itu terlihat pada Senin (22/11) malam,Gubuk Baca Gang Tato tampak ramai anak-anak,Mereka belajar agama,bahasa inggris,matematika dan pelajaran lain,dibantu seorang guru dari kampung sebelah,berbaur dengan mereka yang mengunakan kaos oblong,kalung serta lengan penuh tato,jauh dari bayang kengerian preman bertato,para pemuda itu justru telaten membantu anak-anak SD kelas I hingga III itu dalam belajar.

''Milk iku apa?Iku artine susu (Milk itu apa?itu artinya susu),''ujar Febri Firmansyah alias Lukas (31),pria bertato,motor perubahan di Gang Tato.

Ia membantu anak-anak belajar bahasa inggris.

Itu hanya sebagian kesil aktifitas di Gubuk Baca Gang Tato,Gubuk itu dibangun diatas lahan milik mertua Lukas,Gubuk Baca terbuat dari bambu berukuran 6 meter x 2 meter.

Aktifitas Gubuk Tato mulai terasa pada waktu siang hari,Seusai sekolah,biasanya anak-anak bermain bersama disekitar gubuk baca,Sore pukul 17.00,anak-anak mengaji,selanjutnya seusai magrib,mereka belajar tugas sekolah bersama guru dan pemuda Gang Tato.

Gubuk Baca Gang Tato akan ramai pada malam hari,Pemuda baru bisa berkumpul setelah bekerja sebagai buruh tani,pengamen,sopir,kuli,dan serabutan kecil.

''Kami membantu mengajari anak-anak untuk soal yang bisa kami bantu salainnya kami serahkan kepada guru yang memang kami minta tolong untuk mengajar anak-anak,''kata Lukas yang bekerja sebagai sopir.

Aktifitas Gubuk Baca mulai ada di Gang Tato sejak enam bulan lalu,saat sejak itu,seluruh 45 keluarga digang itu mendukung penuh kegiatan gubuk baca,Masyarakat patungan uang suka rela,minimal Rp 5000 per orang,untuk memberi honor guru yang didatangkan untuk mengajar,Seorang guru mengaji,didatangkan dari desa sebelah tanpa harus dibayar dia memilih mengajar dengan sukarela.

Selain sebagai tempat belajar,gubuk,baca juga digunakan  pemuda Gang Tato untuk diskusi atau berbagi pengalaman,saat ini mereka sedang bersemangat berwirausaha,dengan membuat kaus khas Gang Tato,kaus dijual untuk ongkos oprasional gubuk baca.

Kaos buatan pemuda Gang Tato cukup unik,kaos bertulisan pesan,seperti prei mblunat,wahaye manfaat (berhenti,maksiat waktunya bermanfaat),biyen minuman keras saiki kopi panas (dahulu minuman keras,sekarang kopi panas)dan beberapa kaos bertulisan pesen moral lain

''Tulisan kaus ini menjadi semacamjanji pada diri kami sendiri,untuk berubah menjadi lebih baik ketika kami memakai kaus ini,artinya kami harus mau menepatisesuai tulisan dikaus ini,''kata Lukas,setiap kaus dijual dengan harga Rp 75.000.Kaus dijul ke beberapa teman dan kenalan,atau dikirim sesuai pesanan.

Berubah

Ramainya aktifitas Gubuk Bacasecara perlahan mengeser kebiasaan pemuda Gang Tato,dari mabuk-mabukan,kini mereka berkumpul untuk membahas kegiatan positif,Lambat laun,jalana Gang Tato yang dulu berserakan dari orang mabuk-mabukan,kini mereka berkumpul membahas hal yang positif,Lambat laun,jalanan Gang Tato yang dulu berserakan orang mabuk sambil memeluk botol minuman keras,kini hilang,Pemuda setempat malu mabuk-mabukan di depan anak-anak yang belajar,Bahkan temen-temen mereka yang datang untuk sekedar mabuk bersama,juga mulai enggan datang.

''Ya memang tantangannya berat,Banyak temen-temen protes dan mengatakan kami enggak asyik lagi,Tapi bagaimana lagi,ini demi anak-anak kami juga,kami tidak ingin anak-anak kami mengalami susahnya hidup seperti kami,''kata Agung Prasetyo alias Delek (30),yang bekerja sebagai pengamen,Delek pun punya keahlian membuat tato.

Gang Tato memeng dikenal sebagai kampung menakutkan sejak zaman kakek buyut Lukas dan Delek,kampung itu lekat dengan berbagai macam stigma negatif yang pernah ada,Urusan berkelahi,mereka jago bahkan saking menakutkannya kampung itu,pada malam hari tidak ada yang berani lewat didepan gang mereka,menato tubuh menjadi hal yang lumrah,gang tato dihuni oleh 45 keluarga,''Rata-rata warga hanya lulusan SD.

''Kami dulu tidak pernah punya teman anak baik-baik,Saat orang tuanya bertanya asal kami,raut muka mereka langsung berubah,Ujung-ujungnya kami tidak diizinkan berteman,Kami juga tidak bisa melamar kerja formal,Mana mau ada perusahaan mau menerima anak bertato lulusan SD,''ujar Lukas,tertawa,mereka pun lekat dengan kemiskinan.

Lambat laun mereka berpikir apa hal itu harus juga dirasakan anak cucu?Mereka tidak ingin anak-anak seperti mereka,Mereka memilih untuk berubah.

Pemuda gang Tato kemudian mencari informasi bagaimana cara agar bisa bangkit,Lukas mencari info dimedia sosial ia berkumpul dengan komunitas Jabung Bersatu,dan beberpa komunitas di media sosial.

Pustaka keliling

Bak gayung bersambut,Lukas dan teman-temannya akhirnya berkenalan sengan Fachrul Alamsyah (Irul),pengagas Gubuk Baca Lentera Negeri (GBLN) kekampung itu,GBLN merupakan komunitas baca bagi anak-anak kampung.

Itu termasuk ke Gang Tato mulai Mei 2016,Ia mengawali langkah dengan membuka perpustaka keliling,menyasar anak-anak sekolah,Perpustaka keliling dilakukan dari teras rumah warga ke rumah warga yang lainya,hingga akhirnya,Agustus 2016 ,warga Gang Tato bekerja bakti bersama Irul,mewujudkan gubuk baca yang ada pada saat ini.

''Sejak awal hanya ingin membantu anak-anak kecil disini,sengan mencukupi bebutuhan bacaan mereka,Saya ajak mereka bermain membaca,Lama-lama keluarga dan orang tua mendukung,Disini kami memulai dan berjuang bersama-sama,untuk menjadi lebih baik,''ujar Irul.

Hingga saat ini,Gubuk Baca gang Tato terus didukung oleh beberapa komunitas sosial,mulai dari mendapatkan buku-buku,memperluas jaringan bahkan mengadakan pelatihan.

''Warga sini sangat kompak,tidak ada konflik seperti yang di bayangkan orang,Semua kompak untuk bangkit dan bersama-sama menjadi lebih baik lagi,Nilai sekolah anak-anak juga terus membaik,''kata saad (50) ketua RT 004,Gang Tato.

Stigma negatif Gang Tato juga terus berkurang,Kini mahasiswa pun datang,untuk kuliah kerja nyata atau melakukan penelitian.

Semangat para pemuda Gang Tato pun menular ke adik dan anaknya,Siswa SD juga membuka perpustakaan keliling bagi teman-teman dikampung sebelah yang butuh bacaan.

Setiap Jumat hingga Minggu,mereka mengangkut buku bacaan dari gubuk baca dengan menggunakan truk mini,Truk mini itu ditarik ke kampung sebelah,anak-anak itu pun semangat berbagi ilmu,mereka paham,mereka harus sama-sama berjuang untuk massa depan lebuih baik.

No comments:

Post a Comment