Latest News

Friday, June 30, 2017

50 Orang Meninggal Akibat Kecanduan Narkoba Tiap Hari


Ilustrasi contoh dari segala jenis narkoba

Lintasaktual - Indonesia sudah lampu merah dalam penyalagunaan narkotika dan obat-obatan terlarang,Saat ini,''jumlah pengguna narkoba mencapai 4,2 juta orang.

''Korban tewas 40-50 orang dalam setiap harinya karena narkotika dan 60 persen  pengguna ganja dan sabu sangat berpotensi mengalami gangguan psikotik,''kata Menteri Sosial Kholifah Indar Parawansa saat mengunjungi Panti bekas Napza,Grya anti Narkoba,di jalan Mandor Hasan 48,Cipayung Jakarta Timur,Selasa(30/6/2017)siang.

Rp 50 juta triliun dalam setahun dibelanjakan para pecandu penikmat narkoba untuk menikmati barang haram tersebut,dari jumlah pecandu dan putaran uang yang fantastis itu,ternyata tidak sebanding dengan upaya rehabilitasi.

Pemerintah merehabilitasi 100 ribu pengguna setiap tahunnya,sehingga membutuhkan waktu 42 tahun untuk menuntaskanya dan itu pun kalau tiddak bertambah para pengguna baru.

 ''Masalah narkoba sudah sangat serius karena mengakibatkan penurunan produktivitas,maka dibutuhkan langkah-langkah serius,strategi dan kongkret untuk mengenjot upaya rehabilitasi,''ujar bekas mantan Menteri Pemberdayaan perempuan itu.

Sebelumnya,''Mensos menghadiri  Deklarasi Rehabilitasi 100.000 penyalaguna Narkoba yang digelar Badan Narkotika Nasional di lapangan Bhayangkara,Mabes Polri,Jakarta Selatan.

Penanganan bekas pecandu narkoba  tidak bisa sendirian,namun harus melibatkan lintas sektor,kementrian,pemuda,tokoh agama,tokoh mayarakat,dunia pendidikan,karang taruna,dan
sebagainya.

''Upaya rehabilitass BNN bisa menjadi gerakan nasional yang diikuti tingkat regional dan skala lokal,Indonesia dalam darurat narkoba mesti melakukan proses kesadaran bersama,''ujarnya.

Saat ini,Kementrian Sosial (Kemensos) sendiri akan merehabilitasi bagi para pecandu narkoba dan penyalagunaan narkoba sebanyak 10.000 orang selama enam bulan.

Rehabilitasi dilaksanakan di 105 lembaga,terdiri dari 2 Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kemensos,5 Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) dan 98 Lembaga milik masyarakat di 24 provinsi.
''Untuk merehabilitasi 10.000 orang di perlukan 700 pekerja sosial (peksos) dan 500 konselor adiksi dengan rasio peksos : 7 klien dan 1 konselor : 10 klien,''ucapnya.

Mengenal Griya anti narkoba,''berlokasi di Jalan Mandor Hasan No.45,Ceger-Cipayung,Jakarta Timur ini,berada dilokasi Taman Indraloka milik bekas Kepala Badan Intelejen Negara (BIN),Am Hendro Priyono,Grya Anti Narkoba tersebut merupakan satu-satunya tempat edukasi tentang narkoba dan bahayanya di Jakarta yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo saat menjadi Gubernur DKI Jakarta saat itu,pada 25 Juni 2014.

Saat pengunjung  akan menjumpai berbagai jenis nerkoba asli yang dipajang di dalam kaca dan terdapat foto-foto tentang bahaya pengunaan narkoba dalam jangka panjang.

Di tempat,ini pegunjung juga akan mengetahui bagaimana para bandar narkoba menyebarkan  atau memasarkan narkoba di Indonesia,Selain itu tedapat foto-foto hasil sitaan narkoba oleh aparat keamanan dari para pengedar narkoba dan gembong narkoba.

Tujuan mendirikan tempat ini adalah dengan misi agar para orang tua bisa memberikan pelajaran kepada anaknya sejak dini tentang bahaya penyalagunaan narkoba di Griya Anti Narkoba Taman Indraloka tersebut.

Tersedia ruang pemutaran film mengenai bahaya akan narkoba yang berdurasi 15 menit di sudut bagian kanan Griya dengan kapasitas tempat duduk ruang 50 kursi dilengkapi pendingin udara yang dipergunakan bagi siswa SMA ke atas.

Dibuka mulai pagi hingga pukul 17.00 WIB,terbuka bagi umum,Pengunjung diwajibkan mengisi buku tamu yang telah disediakan di pintu masuk.


Ditulis Oleh - Dirga Lintasaktual

No comments:

Post a Comment